Glitter Text Generator at TextSpace.net

Clock

Kamis, 30 Desember 2010

Helloows :D

Helloows semuanyaa :D Hmm bhas TIMNAS yee :)
Uda pda nnton dumps :D Pasti.a indo vs malay di GBK (?) Pastii udah :D
Indonesia mnang lhoo *yeyeyey eh tpi :D ad tpi.a indonesia g juara *huhuhu
Etss jangan kecewa , sedih , nangis , jungkir balik dsb :D wkwk walaupun g juara tpi kan uda mnang 2 - 1 :) Indonesia selalu di hati . wkwk :D back to story :D Hmm , Oiia selamat + makasih buat M . NASUHA dan M . RIDWAN yg uda masukin gol masing masing 1 gol and makasih jga buat A . BUSTOMI yg uda usaha masukin bola tpi msih di hlangin keeper malaysia :D dan akhir.a di smbut oleh M . NASUHA dan akhir.a GOLLLLLL :D Hehe tpi buat ak smua.a makasih uda smangat dan berjuang untuk indonesia dan garuda :) Pokok.a semangat buat TIMNAS dan GARUDA INDONESIA :)


Oiia sya mau bilang kan kmaren ( 29.12.10 ) Irfan bachdim nangis tuh :D saia ikut nangis looh :D smpe di katain papah gni "ngapain nangis kan kmu bkan spaspa irfan ko nangis" saia malu stengah hdup -,- wkwk


Oiia sya jga mau mencerita kan tntang perjuangan idola sya yg pling sya cntai :* :* :* aylopyuu pokok.a :D idola sya yaitu jengjengjengjengjeng ARIF SUYONO bwahaha :D dia pcar sya lhoo *ngareep :D Hmm lgsung story deeh :D Cekidoooot

Kisah Arif & Sepatu Hasil Mengutan
Batu - Kisah perjalanan Arif Suyono meniti karir sebagai pesepakbola profesional tidak mulus-mulus saja. Pada satu waktu, supersub timnas Indonesia di Piala AFF 2010 itu bahkan harus mendapatkan sepatu sepakbola hasil berutang.

Peristiwa tersebut terjadi sekitar sepuluh tahun lalu, saat Arif masih berusia 16 tahun. Ketika itu pemuda kelahiran Batu, Malang, tersebut hendak ikut seleksi masuk ke dalam tim Piala Gubernur.

Yang menjadi masalah, alumni SMU Islam Batu tersebut tidak lagi memiliki sepatu sepakbola yang layak pakai. Sepatu yang ia miliki saat itu, sebuah sepatu pemberian teman sekolahnya, sudah koyak.

Kegelisahan gelandang Sriwijaya FC itu tak luput dari perhatian keluarga besarnya. Ningsih, kakak kedua Arif, pun akhirnya nekat berutang sepatubola dengan harga Rp 150 ribu demi sang adik.

"Kami kasihan lihat dia, bingung untuk dapat sepatu, kemudian kami sepakat mengutangkan di sebuah toko sepatu yang saya kenal," cerita Ningsih sembari meneteskan air mata.

Melihat kakaknya membawa sepatu baru, Arif muda tak ayal langsung berlinangan air mata. "Kemudian dia berangkat dengan menangis. Kami sekeluarga tiap malam menggelar salat untuk mendoakan dia saat itu. Agar bisa jadi orang sukses," tutur Ningsih.

Faktor ekonomi memang menjadi salah satu kendala dalam perjalanan Arif menimba ilmu sepakbola. Tak jarang ia sampai harus menunggu hasil upah sang ayah sebagai buruh di pasar, sebelum berangkat latihan.

"Kalau mau minta ongkos berangkat, kami kakak-kakaknya harus meminta uang kepada bapak, dengan mendatangi ke pasar," ungkap Ningsih.

Untungnya Arif yang kelahiran 3 Januari 1984 tersebut memang dapat limpahan dukungan tanpa henti dari keluarga besarnya. Impian pemain yang dibesarkan bersama 12 saudaranya itu selalu ditempatkan sebagai prioritas keluarganya.

"Tujuan kami saat itu Arif biar jadi orang sukses dan mampu membantu keluarga. Karena kami 12 bersaudara dengan orangtua hanya kerja serabutan," ujar Ningsih yang tiada hentinya meneteskan air mata.

Saat ini Arif sudah sukses, tapi ia tidak lupa kalau apa yang ia peroleh saat ini tidak lepas dari peran keluarga. Maka keluarga besarnya pun pun ikut menikmati hasilnya. Melalui kucuran dana Arif, bisnis keluarga dibangun melalui usaha kripik .
Bgaimana smua ? cerita.a menyedih kan bkan ? hehe di bca yeee
Duadaaaaah :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar